Penyakit kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) dan merupakan penyakit infeksi yang bersifat menahun. Penyakit kusta menyerang syaraf tepi, kulit, dan jaringan tubuh lain pada manusia.
Kuman Kusta
Kuman atau bakteri yang menyebabkan penyakit kusta adalah Mycobacterium Leprae. Bentuknya seperti batang, pada pemeriksaan di mikroskop bakteri ini tampak terlihat berwarna merah. Bakteri kusta ini di pengaruhi oleh suhu, jika suhu panas bakteri kusta akan mati dan tidak dapat menular.
Hewan Armadillo merupakan hewan yang dapat mengurangi bakteri kusta, hewan ini berbentuk seperti trenggiling dan hanya hidup di negara Afrika. Hewan ini dijadikan simbol untuk pemberantasan penyakit kusta di lingkungan masyarakat.
Type Penyakit Kusta
Penyakit kusta mempunyai 2 tipe yaitu, tipe kering (Pausil basiler) dan tipe basah (multi basiler)
Tipe kering (pausil basiler/PB), pada tipe ini kuman atau bakteri kusta hanya berada di bagian tubuh yang timbul luka atau gejala-gejala penyakit kusta dan jumlah kuman atau bakterinya hanya sedikit dan tidak mudah menular. Tipe kering penderita biasanya akan mengalami kecacatan atau bagian tubuh akan kontrakur, karena terlambat mendapat pengobatan. Hal ini di karenakan anti bodi atau sistem imunitas pada tubuh manusia menyerang kuman yang bersarang pada syaraf tepi tubuh manusia, dan jumlahnya tak seimbang antara zat anti bodi dan bakteri kusta, zat anti bodi mempunyai jumlah lebih banyak dibanding bakteri kusta. Karena serangan zat anti bodi tersebut kuman menjadi mati dan syaraf tepi menjadi rusak sehingga timbul kecacatan fisik pada tubuh manusia. Kecacatan biasanya timbul pada tangan, kaki, dan mata.
Tipe basah (multi basiler/MB), pada tipe ini kuman atau bakteri kusta dapat menjalar keseluruh tubuh manusia sehingga pada tipe ini kusta mudah sekali menular dan jumlah bakteri kusta sangat banyak. Tanda-tanda pada tipe ini adala sebagai berikut :
Letaknya bercak simetris dan bercaknya berwarna merah.
Tidak dapat ditumbuhi rambut.
Pembesaran payudara pada laki-laki
Telinga melebar
Penderita mengalami muka singa yaitu adanya pembengkakan berwarna merah pada wajah dan penyakit yang semakin melebar.
Cara Penularan Penyakit Kusta
Sumber penularan adalah penderita penyakit kusta yang belum diobati. Penularan berlangsung dari manusia ke manusia, tdak melalui perantara atau media apapun. Penularan penyakit terjadi karena adanya kontak yang erat dan lama dengan penderita yang belum berobat MDT, penularan juga bisa melalui saluran pernafasan. Apabila penderita yang belum berobat MDT bersin atau batuk penderita dapat mengeluarkan 〖10〗^4 kuman atau bakteri kusta di udara yang kemudian di hirup oleh manusia yang sehat.
Untungnya tidak semua manusia bisa tertular penyakit kusta karena :
95 % manusia mempunyai sistem imunitas atau mempunyai kekebalan alamiah sehingga mampu menghambat penularan penyakit kusta dalam tubuhnya.
3 % manusia ini dapat tertular namun penyakitnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa adanya pengobatan karena kekebalan alami yang dimilikinya.
2 % manusia ini dapat tertular dan sembuh dengan proses penyembuhan atau pengobatan.
Proses penularan penyakit kusta sangatlah membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu ± 2 – 5 tahun. Penderita yang sudah mendapatkan pengobatan dan yang sudah cacat tidak akan menularkan penyakit kustanya lagi,karena bakterinya sudah mati.
Pengobatan
Pengobatan pada penderita kusta mempunyai tujuan yaitu :
Memutuskan mata rantai penularan penyakit kusta.
Menyembuhkan penderita.
Mencegah kecacatan baru atau menjadi beratnya kecacatan yang sudah ada dan di derita oleh penderita.
Obat-obat yang diberikan kepada penderita kusta adalah sebagai berikut :
Evafisit, yang berfungsi sebagai anti biotik yang dapat membunuh kuman dan bakteri kusta yang bersarang di dalam tubuh manusia.
Lamprit/sulfasimit
DDS
Untuk penderita penyakit kusta dewasa tipe basah /MB mempunyai dosis :
Evafisit : 600 mg/bln, diberikan kepada penderita dan di minum di depan petugas.
Lamprit/sulfasimit : 300 mg/bln, diberikan kepada penderita dan di minum di depan petugas.
DDS 100 mg/bln + Lamprit 100 mg/bln dibawa pulang (diminum di rumah).
Obat diberikan kepada penderita selama 12 bulan dan maksimal 18 bulan secara rutin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar